Friday 28 December 2007

KEBEBASAN


Sebuah kata mudah dengan disertai banyak makna yang mendaLam..
Semua oRang memiLiki makNa dan penGertian Masing-masiNg akan arti kata
“KEBEBASAN”.Tidak ada acuan Pasti yang sama dan berLaku bagi oRang Lain.
Memang benar “KEBEBASAN” beraRti Lepas daRi apapUn yang bersifaT menGikAt.Baik iTu nYata mauPun hanYa sebuAh benDa abstRak taK terLihat.
Tanpa kiTa saDari kaTa “KEBEBASAN” mengeLompoKkan dirinYa sendiri menJadi 2 benTuk..

  1. Kebebasan eksistensiaL
  2. Kebebasan SosiaL

KEBEBASAN EKSISTENSIAL

Kebebasan BerfiKir dan beriMajiNasi seSuaI dan semau Kehendak kIta sendiri.BerkHayaL mungKin adaLah kaTa yang tePat uNtuK menGartiKannya.Tak ada seoRangpuN yang BerHak dan boLeh meNgusik apaLagi samPai menGatur pikiran dan imajinasi kiTa….

  1. Kita berfikir apabiLa huJan turun kita akan keLuar dan bermain diBawah derasnya hujan__(realistic)
  2. Kita berimajinasi bisa terbang seperti haLnya seekoR burung yang terbang bebas di angkaSa dengan keduA saYapnya yang tak berHenTi menGePak__(nonrealistic)

Kedua conToh diaTas merUapakan sedikiT gamBaran TenTanG piKiran dan iMajinAsi kiTa..

KEBEBASAN SOSIAL

KebeBasan daLam TindaKan denGan didasari TangguNg jaWab penuH daLam menJaLankannYa.DALAm arTi kata bebaS unTuk berTindaK tanPa menGuranGi ataUpun menGgangGu keBebasaN oRang Lain.

  1. Kita tidak sama seKaLi diPerboLehKan mencuRi baRang Yang mutLak menJadi miLik oranG Lain___(aturan tersurat)
  2. Kita tidak diperkenanKan menaRuh tas di banGku keLas saaT ada orAng Lain Yang tidaK kebAgian TempaT duduK(adaLah hak oranG tersebuT untuK duduK di bangKu yang koSonG)____(atuRan TersiRat/sebuAh benTuk perTanggunGjawaban kebebasaN social)

KESIMPULAN

Kita beBas meLakuKan apa saJa asaLkan tidak menGGanggU kebebasan orang Lain.kiTa bebas berfiKir dan Berangan2 tanpa ada SeoRangpuN yang bsa mengganGgu apaLagi menGatur piKiran kiTa.IntinyA ada pada PerTanGgungjawaban kebebAsan dan seJauh Mana kiTa bias beretika Bik moral dan periLaku.

SediKit banYak kiTa bias Tau apa iTu arTi dari keBebasan.Akan TetaPi kebebasan Anda akan Tetap menJadi miLik anda.GunakanLah kebebasan anDa denGan biJak dan Lebih menGarah kepAda haL_haL yang anDa angGap BersiFat poSitiF!!!!(kemBaLi pada priBadi masiNg_masinG)…

Wednesday 26 December 2007

Mencoba Mengenal Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya dilahirkan di Blora,pada 1925 sebagai anak sulung. Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan ibunya adalah seorang pedagang nasi. Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, sebagaimana yang tertulis dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul Cerita Dari Blora. Karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasakan terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan "Toer" sebagai nama keluarganya. Pramoedya menempuh pendidikan pada Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya, dan kemudian bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama pendudukan Jepang di Indonesia.Banyak sekali cerita biografi tentang dirinya.

Pada masa kemerdekaan Indonesia, ia mengikuti kelompok militer di Jawa dan seringkali ditempatkan di Jakarta pada akhir perang kemerdekaan. Ia menulis cerpen serta buku di sepanjang karir militernya dan ketika dipenjara Belanda di Jakarta pada 1948 dan 1949. Pada 1950-an ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya, dan ketika kembali ke Indonesia ia menjadi anggota Lekra, salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia. Gaya penulisannya berubah selama masa itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam karyanya Korupsi, fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi. Hal ini menciptakan friksi antara dia dan pemerintahan Presiden Soekarno.

Selama masa itu, ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia, kemudian pada saat yang sama, ia pun mulai berhubungan erat dengan para penulis di Tiongkok. Khususnya, ia menerbitkan rangkaian surat-menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul Hoakiau di Indonesia. Ia merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah lain di Indonesia, dan secara terkenal mengusulkan bahwa pemerintahan mesti dipindahkan ke luar Jawa. Pada 1960-an ia ditahan pemerintahan Soeharto karena pandangan pro-Komunis Tiongkoknya. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di lepas pantai Jawa, dan akhirnya di Pulau Buru bersama dengan tahanan-tahanan poLitik Lainnya.

Selain ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama, selama masa Orde Baru Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai TAPOL(tahanan poLitik) tanpa proses pengadilan.

  • 13 Oktober 1965 - Juli 1969
  • Juli 1969 - 16 Agustus 1969 di Nusakambangan
  • Agustus 1969 - 12 November 1979 di Pulau Buru
  • November - 21 Desember 1979 di Magelang

Ia dilarang menulis selama masa penahanannya di Pulau Buru, namun tetap mengatur untuk menulis serial karya terkenalnya yang berjudul Bumi Manusia, serial 4 kronik novel semi-fiksi sejarah Indonesia. Tokoh utamanya Minke, bangsawan kecil Jawa, dicerminkan pada pengalaman RM Tirto Adisuryo seorang tokoh pergerakkan pada jaman kolonial yang mendirikan organisasi Sarekat Priyayi dan diakui oleh Pramoedya sebagai organisasi nasional pertama. Jilid pertamanya dibawakan secara oral pada para kawan sepenjaranya, dan sisanya diselundupkan ke luar negeri untuk dikoleksi pengarang AustraLia dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

Pramoedya dibebaskan dari tahanan pada 21 Desember 1979 dan mendapatkan surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat G30S/PKI, tapi masih dikenakan Tahanan Rumah di Jakarta hingga 1992, serta tahanan kota dan tahanan negara hingga 1999, dan juga wajib lapor satu kali seminggu ke Kodim Jakarta Timur selama kurang lebih 2 tahun.

Selama masa itu ia menulis Gadis Pantai, novel semi-fiksi lainnya berdasarkan pengalaman neneknya sendiri. Ia juga menulis Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (1995), otobiografi berdasarkan tulisan yang ditulisnya untuk putrinya namun tak diizinkan untuk dikirimkan, dan Arus BaLik (1995).

Pramoedya telah menulis banyak kolom dan artikel pendek yang mengkritik pemerintahan Indonesia terkini. Ia menulis buku Perawan Remaja DaLam Cengkraman MiLiter, dokumentasi yang ditulis dalam gaya menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur selama masa pendudukan Jepang. Semuanya dibawa ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual, mengakhiri tinggal di sana daripada kembali ke Jawa. Pramoedya membuat perkenalannya saat ia sendiri merupakan tahanan politik di Pulau Buru selama masa 1970-an.

Banyak dari tulisannya menyentuh tema interaksi antarbudaya; antara Belanda, kerajaan Jawa, orang Jawa secara umum, dan Tionghoa. Banyak dari tulisannya juga semi-otobiografi, di mana ia menggambar pengalamannya sendiri. Ia terus aktif sebagai penulis dan kolumnis. Ia memperoleh Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif 1995. Ia juga telah dipertimbangkan untuk Hadiah NobeL Sastra. Ia juga memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukuoka XI 2000 dan pada 2004 Norwegian Authors'Union Award untuk sumbangannya pada sastra dunia. Ia menyelesaikan perjalanan ke Amerika Utara pada 1999 dan memperoleh penghargaan dari Universitas Michigan.

Sampai akhir hayatnya ia aktif menulis, walaupun kesehatannya telah menurun akibat usianya yang lanjut dan kegemarannya merokok. Pada 12 Januari 2006, ia dikabarkan telah dua minggu terbaring sakit di rumah kebunnya di Bojong Gede, Bogor, dan dirawat di rumah sakit. Menurut laporan, Pramoedya menderita diabetes, sesak napas dan jantungnya melemah.

Pada 6 Febuari 2006 di Teater Kecil TIM, diadakan pameran khusus tentang sampul buku dari karya Pramoedya. Pameran ini sekaligus hadiah ulang tahun ke-81 untuk Pramoedya. Pameran bertajuk Pram, Buku dan Angkatan Muda menghadirkan sampul-sampul buku yang pernah diterbitkan di mancanegara. Ada sekitar 200 buku yang pernah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia.

Pada akhirnya sang maestro sastra Indonesia ini berpuLang ke samping Tuhan pada 30 apriL 2006 pada pukuL 08.55 dan Mr.Pram wafat pada usianya yang ke 81.Banyak orang sedih dan merasa kehiLangan.Tapi perjuangan
beLum berakhir kawan!!Masih Banyak yang harus dibenahi!!Masih Banyak yang harus Dibuat!!Jangan takut!!jangan Pernah TAkut!!

Takut adaLah ciri seorang Pecundang.....dan pecundang adaLah tong sampah yang tak berguna!!

Beberapa Penghargaan yang didapat Pramoedya Ananta Toer semasa hidupnya:

  • Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS, 1988
  • Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989
  • Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995
  • Ramon Magsaysay Award, "for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995
  • UNESCO Madanjeet Singh Prize, "in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violance" dari UNESCO, Perancis, 1996
  • Doctor of Humane Letters, "in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom" dari Universitas Michigan, Madison, AS, 1999
  • Chancellor's distinguished Honor Award, "for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding", dari Universitas California, Berkeley, AS, 1999
  • Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis, 1999
  • New York Foundation for the Arts Award, New York, AS, 2000
  • Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang, 2000
  • The Norwegian Authors Union, 2004
  • Centenario Pablo Neruda, Chili, 2004

  • Anggota Nederland Center, ketika masih di Pulau Buru, 1978
  • Anggota kehormatan seumur hidup dari International PEN Australia Center, 1982
  • Anggota kehormatan PEN Center, Swedia, 1982
  • Anggota kehormatan PEN American Center, AS, 1987
  • Deutschsweizeriches PEN member, Zentrum, Swiss, 1988
  • International PEN English Center Award, Inggris, 1992
  • International PEN Award Association of Writers Zentrum Deutschland, Jerman, 1999
Beberapa Karya Pramoedya Ananta Toer:
  • Sepoeloeh KepaLa Nica (1946), hilang di tangan penerbit Balingka, Pasar Baru, Jakarta, 1947
  • Kranji-Bekasi Jatuh (1947), fragmen dari Di Tepi Kali Bekasi
  • Perburuan (1950), pemenang sayembara Balai Pustaka, Jakarta, 1949
  • Keluarga Gerilya (1950)
  • Subuh (1951), kumpulan 3 cerpen
  • Percikan RevoLusi (1951), kumpulan cerpen
  • Mereka yang DiLumpuhkan (I & II) (1951)
  • Bukan PasarmaLam (1951)
  • di Tepi KaLi Bekasi (1951), dari sisa naskah yang dirampas Marinir Belanda pada 22 Juli 1947
  • Dia yang Menyerah (1951), kemudian dicetak ulang dalam kumpulan cerpen
  • Cerita daRi BLora (1952), pemenang karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, Jakarta, 1953
  • Gulat di Jakarta (1953)
  • Midah si Manis Bergigi Emas (1954)
  • Korupsi (1954)
  • Mari Mengarang (1954), tak jelas nasibnya di tangan penerbit
  • Cerita Dari Jakarta (1957)
  • Cerita Calon Arang (1957)
  • SekaLi peristiwa di Banten SeLatan (1958)
  • PanggiL Aku Kartini Saja (I & II, 1963; III & IV dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
  • KumpuLan Karya Kartini, yang pernah diumumkan di berbagai media; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
  • Wanita SebeLum Kartini; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
  • Gadis Pantai (1962-65) dalam bentuk cerita bersambung, bagian pertama triologi tentang keluarga Pramoedya; terbit sebagai buku, 1987; dilarang Jaksa Agung. Jilid II & III dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
  • Sejarah Bahasa Indonesia.Satu Percobaan (1964); dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
  • Realisme SosoaLis dan Sastra Indonesia (1963)
  • Lentera (1965), tak jelas nasibnya di tangan penerbit
  • Bumi Manusia (1980); dilarang Jaksa Agung, 1981
  • Anak Semua Bangsa (1981); dilarang Jaksa Agung, 1981
  • Sikap dan Peran Intelektual di Dunia Ketiga (1981)
  • Tempo Doeloe (1982), antologi sastra pra-Indonesia
  • Jejak Langkah (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985
  • Sang PemuLa (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985
  • Hikaya Siti Mariah, (ed.) Hadji Moekti, (1987); dilarang Jaksa Agung, 1987
  • Rumah Kaca (1988); dilarang Jaksa Agung, 1988
  • Memoar Oei Tjoe Tat, (ed.) Oei Tjoe Tat, (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
  • Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
  • Arus Balik (1995)
  • Nyanyi Sunyi Seorang Bisu II (1997)
  • Arok Dedes (1999)
  • Mangir (2000)
  • Larasati (2000)
  • Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (2005)

Thank's god...


FinalLy i have my own blog.. I promise I'll make you enjoy with my song,picture,and also story with my blog!!

Thank you before..
^^